Jalan Imam Bonjol 198 Semarang
(024) 3554213
smpmg2007@yahoo.com
Peringatan Pesta Pelindung SMP Marsudirini St. Maria Goretti
(06 Juli)
Maria Teresa Goretti, lahir 16 Oktober 1890, di Corinaldo, Provinsi Ancona, Italia. |
Setiap tanggal 6 Juli SMP Marsudirini Maria Goretti merayakan pesta pelindung sekolah Santa Maria Goretti. Sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Marsudirini yang dikelola oleh Kongregasi Suster-Suster Santo Fransiskus dari Pertobatan dan Cinta Kasih Kristiani (OSF) berada di Jalan Imam Bonjol nomor 198 Semarang. Sehari sebelum merayakan pesta pelindung sekolah seluruh keluarga besar SMP Maria Goretti Semarang turut merayakan Hari Ulang Tahun Yayasan Marsudirini yang ke – 71 tahun pada hari Sabtu, 5 Juli 2025. Meskipun perayaan ulang tahun Yayasan Marsudirini ini dilaksanakan dengan misa secara online, namun banyak refleksi yang bisa diambil dalam perayaan ini: 1).Kita diajak merenungkan bahwa usia 71 tahun bukan sekadar angka, melainkan simbol ketangguhan dan kesetiaan lintas generasi, 2). Panggilan untuk Terus Memperbarui Diri, mengacu pada Injil Matius 9:14–17 tentang anggur baru dalam kantong baru, guru dan karyawan diingatkan bahwa zaman berubah cepat—terutama karena generasi siswa yang kini lebih adaptif terhadap teknologi dan informasi. Maka, perubahan dan pembaruan diri adalah sebuah keniscayaan, 3). Makna Syukur Sejati: Kesetiaan dalam Tugas, Syukur yang sejati bukan hanya dalam ucapan atau seremoni, tetapi dalam kesetiaan yang diperjuangkan setiap hari, meski tanpa sorotan atau penghargaan. Ini menyentuh nilai-nilai luhur sebagai pendidik dan pelayan: kasih, tanggung jawab, pengampunan, dan komitmen.4). Peringatan agar Tidak Terjebak dalam Rutinitas (‘Mager’), Kita diingatkan agar jangan sampai ‘tidur dalam rutinitas’. Ini adalah panggilan untuk terus bergerak, hidup, dan relevan. Menjadi guru atau karyawan di lembaga pendidikan bukan sekadar status pekerjaan, tetapi panggilan untuk terus tumbuh. Refleksi yang dapat kita petik dapat disimpulakan:“Sebagai bagian dari Yayasan Marsudirini, kita dipanggil untuk bersyukur bukan hanya dengan kata-kata, tapi melalui kesetiaan yang hidup. Dalam zaman yang berubah, kita mau terus memperbarui diri, tetap setia dalam tugas, dan menjadi bagian dari gerak maju pendidikan yang bermakna.”
Hari Minggu, 6 Juli 2025, seluruh keluarga besar SMP Marsudirini Maria Goretti Semarang diingatkan kembali semangat pelindung sekolah Santa Maria Goretti, Di usia yang sangat muda, 12 tahun, ia memilih mati sebagai martir demi menjaga kesucian dan imannya. Ia menolak ajakan seorang pemuda yang ingin mencemarinya, dan dengan berani mempertahankan kehormatannya meski harus menerima tusukan berkali-kali. Dalam kondisi sekarat, Maria tetap berusaha bertahan agar bisa menerima sakramen tobat dan Komuni Suci untuk pertama kalinya.
Maria Goretti wafat pada 6 Juli 1902, sehari setelah peristiwa tersebut. Namun sebelum meninggal, ia menunjukkan kedalaman imannya dengan mengampuni pelaku yang telah mencelakainya. Dari kisah ini, kita belajar bahwa iman adalah harta yang harus diperjuangkan dengan setia, bahkan dalam penderitaan. Kita pun diajak merenungkan: bagaimana Allah hadir dan membalas iman luar biasa yang dimiliki Maria Goretti?
Bacaan Injil Matius 9:18–26 yang menceritakan dua mujizat Yesus yang terjadi karena iman: seorang ayah yang percaya akan kuasa Yesus untuk membangkitkan anaknya, dan seorang wanita yang sembuh dari sakit setelah dengan penuh keyakinan menyentuh jubah-Nya. Dari sini kita melihat bahwa iman yang teguh dan kasih yang besar kepada Allah mendatangkan mujizat. Allah menghargai iman yang sungguh, dan menjawabnya dengan kasih-Nya yang tak terhingga.
Begitu pula dalam hidup Maria Goretti, Allah turut bekerja dengan memberi kekuatan di saat terakhirnya, dan memuliakannya setelah wafat. Ia kini dihormati sebagai santa, dan doa-doa banyak orang dikabulkan lewat perantaraannya. Semua ini adalah bukti kasih Allah terhadap orang-orang yang setia pada-Nya. Semoga kita pun terdorong untuk menjaga kesucian hidup dan iman kita, seperti motto Santa Maria Goretti: “Lebih baik mati seribu kali daripada berbuat dosa satu kali.”
Sebagai Guru dan karyawan SMP Marsudirini Maria Goretti, kita hendaknya dapat menghayati spiritualitas Santa Maria Goretti melalui beberapa teladan hidup yang sangat relevan dengan tugas perutusan kita di dunia pendidikan. Teladan yang bisa dihidupi secara konkret antara lain ; 1).Kesetiaan pada Iman dan Nilai-Nilai Kristiani, sebagai Guru dan karyawan kita dapat meneladaninya dengan:menjadi pribadi yang teguh dalam nilai-nilai kejujuran, kasih, dan integritas dalam tugas sehari-hari dan menjadi teladan iman bagi siswa—tidak hanya lewat pengajaran, tetapi juga melalui cara hidup. Sebagai contoh menghadapi tekanan kerja atau konflik dengan sabar dan tetap berpegang pada prinsip kasih dan keadilan 2).Pengampunan yang Tulus, Maria Goretti mengampuni orang yang menyakitinya sebelum meninggal. Ini adalah teladan pengampunan sejati yang mendalam. Sebagai Guru dan karyawan kita diajak untuk:tidak menyimpan dendam terhadap sesama rekan atau siswa. dan membangun budaya rekonsiliasi, saling mendukung, dan komunikasi yang terbuka. Sebagai contoh bila terjadi kesalahpahaman dalam tim kerja, memilih untuk berdamai dan memulai kembali dengan hati yang lapang. .3). Kesucian Hati dan Niat yang Murni, kesucian yang dimaksud bukan hanya dalam hal fisik, tapi kesucian hati, yaitu niat yang tulus dalam melayani. Sebagai Guru dan Karyawankita bisa menghidupinya dengan:melayani peserta didik bukan sekadar kewajiban, tetapi karena panggilan hati untuk mendidik dan mencintai mereka seperti anak-anak sendiri. Dan tidak menjadikan pekerjaan sebagai rutinitas kosong, tetapi sebagai sarana untuk memuliakan Tuhan. Sebagai Contoh mengajar dengan semangat, meskipun dalam keterbatasan atau tantangan.4). Keteguhan dalam Panggilan dan Tanggung Jawab, Santa Maria Goretti menunjukkan bahwa keteguhan hati bisa bertahan bahkan dalam penderitaan. Sebagai Guru dan karyawan kita bisa meneladaninya dengan:tetap setia pada tugas dan tanggung jawab, meski tidak selalu dihargai atau dilihat dan mengerjakan tugas dengan tekun dan sepenuh hati sebagai bentuk pelayanan kepada Tuhan dan sesama. Sebagai contoh terus mendampingi siswa yang “sulit” dengan kasih dan kesabaran, bukan dengan putus asa atau menyerah.
Sebagai penutup , dalam merayakan pesta pelindung sekolah keluarga besar SMP Marsudirini Maria Goretti Semarang diajak untuk dapat menghidupi spiritualitas Santa Maria Goretti “Setia, tulus, murni, dan penuh pengampunan.”. Semoga melalui teladannya SMP Marsudirini Maria Goretti Semarang semakin menjadi tempat yang mendidik dengan kasih, membentuk karakter, dan menanamkan nilai Kristiani yang hidup dan nyata. Deus Providebit.
(Dirangkum dari berbagai sumber oleh Yohanes Sudarna, Humas SMP Marsudirini Maria Goretti Semarang)

