MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN PADA MURID MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER

Oleh : Katarina Hermin Susmiarti, S. Pd

            Perubahan pendidikan dengan paradigma baru bermuara ke Profil Pelajar Pancasila yaitu Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak mulia, Bergotong Royong, Berkebhinekaan yang Global, Mandiri, Bernalar Kritis, dan Kreatif. Salah satu karakter yang akan dicapai adalah terwujudnya kemandirian pada murid. Apa arti kata mandiri? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia man.di.ri adalah keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang lain. Tentunya membentuk karakter murid yang mandiri membutuhkan proses yang tidak sebentar. Dibutuhkan kesabaran dan cara-cara yang tepat sehingga terwujudlah murid yang mandiri.
         Sudah dua tahun dunia pendidikan digoncangkan dengan pandemi virus corona-19, tiba-tiba anak-anak harus belajar di rumah, guru-guru harus belajar mengajar secara online. Sebelum pandemi, jika anak memegang handphone terus menerus maka akan ditegur keras karena dianggap bermain game. Setelah adanya pandemi, jika anak tidak memegang handphone justru orang tua dan guru kelabakan karena anak tersebut tidak belajar, tidak mengikuti meeting, tidak mengerjakan tugas bahkan tidak mengerjakan ulangan. Dari pihak guru, guru harus berlari mengejar ketertinggalan tekhnologi supaya mampu memberikan pelayanan pembelajaran jarak jauh yang menyenangkan dan menarik bagi murid.
        Dalam pembelajaran jarak jauh yang cukup lama kita laksanakan tentunya banyak kendala yang terjadi, antara lain beberapa anak sering terlambat masuk meeting, tidak mengikuti meeting alias membolos, serta tidak mengumpulkan tugas sehingga harus dikejar-kejar guru mata pelajaran, wali kelas dan orang tua. Sudah banyak cara ditempuh tetapi beberapa anak belum menunjukkan perubahan perilaku, belum ada motivasi yang muncul dari diri mereka sendiri sehingga kata mandiri masih jauh dari mereka. Sebagai guru harus mampu menuntun dan membangkitkan motivasi mereka untuk menjadi pribadi yang mandiri. Berlatar belakang hal di atas, tersusunlah rencana kegiatan pendidikan karakter dengan tujuan membangkitkan motivasi dari dalam diri murid untuk menjadi murid yang mandiri.
         Memanfaatkan pembelajaran tatap muka terbatas pada akhir semester I, pelaksanaan pendidikan karakter “Mewujudkan Murid yang Mandiri” setelah jadwal PAS dan remedial selesai. Calon guru penggerak berkolaborasi dengan Pembina OSIS menyusun proposal kegiatan kemudian diajukan kepada Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum. Setelah berkoordinasi, tersusunlah program kegiatan sebagai berikut: Pendidikan karakter dilaksanakan per jenjang satu kali, dan dibagi menjadi dua kelompok besar (nomor ganjil di aula bawah, nomor genap di aula atas). Nara sumber dari CGP dan pendamping kelompok kecil adalah Pembina OSIS dan guru-guru yang ditunjuk. Sedangkan waktu pelaksanaan selama dua jam.
         Kegiatan Pendidikan karakter diawali dengan pembiasaan pagi yaitu doa pagi, menyanyikan lagu Indonesia Raya, mendaraskan Pancasila dan Visi Misi SMP Maria Goretti yang semuanya dipimpin oleh murid yang ditunjuk. Kemudian murid-murid diajak bergembira dengan gerak dan lagu supaya mereka senang dan bersemangat mengikuti kegiatan. Selanjutnya, murid mendapat pendahuluan materi tentang murid yang mandiri. Murid dipancing dengan pertanyaan :”Menurut kalian, apa arti mandiri?”. Banyak murid yang menjawab pertanyaan tersebut. Jawaban murid ditampung sementara, kemudian mereka dibagi menjadi 6 atau 7 kelompok kecil (@ 10 anak) untuk berdiskusi dan sharing tentang kekuatan dan kelebihan masing-masing. Harapannya, jika anak-anak berhasil menggali serta menyadari kekuatan dan kelebihannya, mereka termotivasi untuk menjadi murid yang mandiri. Diskusi dalam kelompok kecil dengan satu pendamping bapak atau ibu guru. Setiap kelompok menghasilkan satu karya kemudian mempresentasikan secara bergantian. Presentasi berjalan dengan baik dan lancar, anak-anak percaya diri ketika presentasi di depan dan ada orang tua murid yang mengapresiasi kegiatan ini dan merasa senang dan bangga anaknya berani tampil presentasi.
        Kegiatan pendidikan karakter ditutup dengan simpulan dan refleksi bersama. Hasil dari pendidikan karakter ini tentunya tidak bisa kita lihat dalam waktu dekat tapi dengan budaya positif yang kita terapkan secara konsisten semoga karakter mandiri dan karakter-karakter baik lainnya segera terwujud.

DOKUMEN KEGIATANPENDIDIKAN KARAKTER MEWUJUDKAN MURID YANG MANDIRI

Comments 2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *